Saat ini generasi Z yang lahir antara tahun 1995 - 2010 sudah mulai masuk dalam angkatan kerja. Generasi Z sudah mulai banyak mendominasi dan memberi perubahan yang menarik perhatian generasi sebelumnya. Banyaknya jenis pekerjaan baru yang hadir di angkatan kerja generasi ini juga memicu banyak hal baru yang muncul, salah satunya istilah dalam bekerja. Istilah kerja yang kekinian saat ini bukan hanya digunakan saat bekerja saja, tetapi sudah menjadi bagian dari bahasa keseharian para generasi Z.
Istilah kerja yang digunakan para generasi ini mayoritas berasal dari bahasa Inggris. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa generasi Z terbuka dengan banyak hal baru, termasuk bahasa asing. Istilah kerja yang digunakan oleh para generasi Z ini juga sudah mulai digunakan menjadi bahasa korporat. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui istilah kerja yang baru agar tidak kebingungan. Berikut ini istilah kerja kekinian yang banyak digunakan generasi Z, simak yuk!
1. Hustle Culture
Hustle culture merupakan budaya kerja yang mendorong seseorang untuk terus bekerja keras tanpa henti, di mana seorang karyawan mengorbankan waktu istirahat, kehidupan pribadi, hingga kesehatan demi mencapai kesuksesan. Dalam lingkungan kerja, hustle culture sering terlihat dalam bentuk jam kerja yang panjang, tuntutan produktivitas yang tinggi, dan juga tekanan untuk selalu sibuk dan aktif.
2. Burnout
Burnout menjadi salah satu istilah yang banyak digunakan para generasi Z, khususnya di media sosial. Istilah ini merujuk pada kondisi kelelahan fisik, mental, dan emosional akibat tekanan kerja yang menumpuk. Istilah burnout sering digunakan di tempat kerja untuk menggambarkan keadaan di mana karyawan merasa sangat lelah, kehilangan motivasi, dan mengalami penurunan kinerja akibat beban kerja yang berlebihan atau lingkungan kerja yang tidak sehat.
3. Demot
Demot merupakan istilah dari singkatan kata demotivasi, yakni kondisi di mana seorang karyawan merasa kehilangan motivasi atau semangat dalam bekerja. Istilah ini sering digunakan di tempat kerja untuk menggambarkan karyawan yang tidak lagi antusias dalam menjalankan tugasnya, merasa kurang bersemangat, atau bahkan kehilangan minat terhadap pekerjaannya. Istilah demotivasi ini banyak digunakan oleh para generasi Z saat merasa suntuk atau bosan dengan pekerjaannya.
4. Remote Working
Remote working adalah sistem kerja di mana karyawan dapat bekerja dari lokasi di luar kantor seperti rumah, coworking space, atau tempat lain dengan akses internet yang baik. Istilah ini banyak digunakan oleh perusahaan untuk mempekerjakan karyawan freelance yang pekerjaannya dilakukan secara hybrid atau full online. Istilah ini mulai banyak digunakan sejak berkembangnya teknologi yang membuat bekerja dapat dilakukan, di mana saja dan kapan saja, terutama sejak terjadinya pandemi.
5. Work Life Balance
Work-life balance menjadi istilah yang menggambarkan konsep keseimbangan antara waktu yang digunakan untuk pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Konsep ini membuat karyawan dapat menjalankan pekerjaan profesionalnya dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan, waktu bersama keluarga, kehidupan sosial, atau aktivitas pribadi lainnya. Konsep ini jadi hal yang banyak digaungkan dan diperjuangkan oleh para generasi Z yang dikenal vokal terhadap berbagai isu, termasuk dalam hal pekerjaan.
Istilah kerja yang kekinian ini banyak digunakan saat bekerja maupun sekadar membuka obrolan tentang pekerjaan di media sosial. Berbagai istilah ini banyak digunakan di tempat kerja yang modern dan memiliki banyak karyawan generasi Z di dalamnya. Bukan hanya menggunakan istilah kekinian saja, generasi Z juga dikenal lebih senang bekerja di kantor yang modern. Nah, kantor modern seperti Telkom Landmark Tower ini bisa menjadi kantor yang cocok untuk #SobatTLT generasi Z yang baru memasuki dunia kerja. Memahami istilah kerja kekinian sekaligus bekerja di kantor modern yang canggih cocok untuk para generasi Z yang menyukai keseimbangan dalam pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Comments