April 7, 2025

Green Building vs Bangunan Konvensional, Mana yang Lebih Hemat Biaya?

Green building kini jadi salah satu tren arsitektur yang mulai banyak diterapkan karena konsepnya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Melansir laman Solar Kita, bangunan dengan konsep green building kini menjadi salah satu standar pembangunan gedung modern. Namun, menurut International Finance Corporation, konsep green building memerlukan banyak fitur canggih dan modern, sehingga biaya pembangunannya bisa 17% lebih tinggi.

Berbagai fitur canggih yang ada pada green building memerlukan biaya pembangunan dan perawatan yang cukup tinggi dibandingkan bangunan konvensional biasa. Hal ini yang menjadi penyebab green building dan bangunan konvensional diperdebatkan mana yang paling hemat biaya pembangunan dan perawatannya. Pada dasarnya, green building dan bangunan konvensional memiliki perbedaan mendasar dalam desain, penggunaan energi, serta dampaknya terhadap lingkungan dan penghuninya. Yuk simak lebih lanjut perbandingan antara green building dan bangunan konvensional, kira-kira mana yang paling hemat biaya ya, #SobatTLT?


Biaya Konstruksi Awal

Survei membuktikan bahwa biaya pembangunan awal green building cenderung lebih tinggi daripada gedung konvensional karena penggunaan material ramah lingkungan, teknologi hemat energi, dan sistem pengolahan air canggih. Selain itu, desain pada green building umumnya juga dirancang lebih kompleks untuk memastikan efisiensi energi dan optimalisasi pencahayaan secara alami.

Gedung konvensional umumnya lebih murah dalam biaya awal pembangunan karena menggunakan material standar dan teknologi yang lebih umum digunakan. Gedung konvensional juga tidak memerlukan perancangan khusus untuk keberlanjutan ataupun efisiensi energi sehingga biaya pembangunan yang dikeluarkan lebih sedikit.


Efisiensi Energi dan Biaya Operasional

Menggunakan sistem pencahayaan alami yang maksimal dan teknologi hemat energi seperti lampu LED serta panel surya membuat green building efektif untuk mengurangi konsumsi listrik. Green building juga memanfaatkan sistem pendinginan yang lebih baik sehingga mengurangi penggunaan AC dalam ruangan. Biaya operasional green building juga lebih rendah karena konsumsi listrik dan air lebih hemat dalam jangka panjang.

Berbeda dengan green building, gedung konvensional umumnya bergantung pada pencahayaan buatan dan sistem pendingin konvensional yang boros energi. Penggunaan air pada gedung konvensional juga kurang efisien karena tidak menerapkan teknologi daur ulang atau penyimpanan air hujan. Hal ini yang juga menyebabkan biaya listrik dan air pada gedung konvensional cenderung lebih tinggi.


Dampak Terhadap Penghuni dan Produktivitas

Udara dalam ruangan green building cenderung lebih sehat berkat sistem ventilasi yang baik. Pencahayaan alami pada bangunan ini juga membantu meningkatkan produktivitas penghuni, terutama di pagi hari. Green building juga dirancang untuk mengurangi stres dan meningkatkan kenyamanan karena bangunannya yang memberi ruang untuk tanaman hijau serta ramah lingkungan.

Dibanding green building, Waste4Change juga menyebutkan bahwa gedung konvensional dinilai memiliki kualitas udara yang kurang baik akibat sistem ventilasi yang buruk. Penggunaan pencahayaan buatan yang berlebihan pada gedung konvensional juga dapat menyebabkan kelelahan mata sehingga produktivitas saat bekerja menjadi menurun. Suasana kerja pada gedung konvensional juga cenderung lebih monoton sehingga lebih berpotensi menyebabkan demotivasi hingga burnout.


Keuntungan Jangka Panjang

SUN Energy mengungkapkan bahwa green building memiliki nilai jual dan sewa yang lebih tinggi seiring dengan meningkatnya permintaan terhadap bangunan ramah lingkungan. Di beberapa negara, green building juga mendapat insentif dan keringanan pajak karena berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Biaya operasional pada green building yang lebih rendah juga membuat bangunan ini lebih menguntungkan dalam jangka panjang.

Dilansir dari Bisnis.com, Knight Frank Indonesia mengatakan bahwa saat ini gedung konvensional memiliki nilai jual lebih rendah dibandingkan dengan green building, namun di sisi lain biaya operasionalnya terus meningkat. Bangunan model ini juga tidak mendapatkan insentif pajak atau keuntungan finansial terkait keberlanjutan seperti green building

Melihat dari segi biaya awal pembangunan, gedung konvensional memang dinilai lebih murah. Namun, jika mempertimbangkan biaya operasional, efisiensi energi, dan nilai investasi jangka panjang, green building jauh lebih hemat dan menguntungkan saat ini. Hal ini yang membuat pembangunan green building semakin marak, bahkan menjadi tren baru. Meskipun memerlukan investasi awal yang lebih besar, green building menawarkan penghematan biaya listrik, air, dan pemeliharaan yang signifikan, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi penghuninya. 

Tren pembangunan green building sendiri juga sudah semakin marak di Indonesia. Saat ini, banyak perkantoran Jakarta yang telah memenuhi standar pembangunan green building, salah satunya Telkom Landmark Tower. Bangunan yang terletak di Segitiga Emas Jakarta ini dirancang dengan bangunan yang memiliki teknologi ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan. Bukan sekadar mengusung konsep green building saja, Telkom Landmark Tower juga telah memenangkan beberapa penghargaan di kategori green building, mulai dari Fédération Internationale des Administrateurs de Bien-Conseils Immobiliers (FIABCI) 2021, 2nd Runner Up Subroto Energy Efficiency Awards 2021, 2nd Runner Up ASEAN Energy Awards 2021 kategori Energy Efficient Building, subkategori New & Existing Building, dan juga sertifikasi dari Greenship Platinum Level Design Recognition 2021 dan ISO Certified on Quality Management: Environment; Health & Safety 2021-2023. Green building memberikan manfaat jangka panjang melalui efisiensi biaya perawatan dan keberlanjutan bangunan.

Comments